Pengertian Teks Eksplanasi
Semua fenomena tersebut memiliki hubungan sebab akibat dan memiliki proses. Semua fenomena tersebut tidak hanya kita rasakan dan nikmati saja, tapi juga harus kita pelajari mengapa dan bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi.
Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
Suatu teks dikatakan sebagai teks eksplanasi jika memenuhi beberapa ciri berikut ini:
- Informasi-informasi yang termuat didalamnya berdasarkan fakta.
- Hal yang dibahas yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
- Sifatnya informatif dan tidak berusaha untuk memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
- Terdiri dari pernyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
Ciri Kebahasaan Teks Eksplanasi
Ciri kebahasaan yang sering muncul dalam teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
1. Kata serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut.
Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti titik beku. Kata titik beku merupakan arti kata freezing point. Kata freezing pointmerupakan kata bahasa Inggris. Unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi. Kata hidrologi berasal dari kata bahasa Inggris hydrology.
Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi. Kata hidrologi berasal dari kata bahasa Inggris hydrology.
2. Konjungsi
Ada dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan kojungsi internal.
a. Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).
Contoh:
Banjir terjadi di Kota Jakarta setelah hujan turun dua hari tanpa henti.
Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena pengguna jalan tidak tertib lalu lintas.
b. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: *selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua … , kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).
Contoh:
Pertama, kesuksesan disebabkan oleh daya kreativitas.
Contoh:
Pertama, kesuksesan disebabkan oleh daya kreativitas.
Akan tetapi, teks eksplanasi sering menggunakan konjungsi eksternal.
3. Hubungan sebab-akibat
Hubangan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda.
Contoh:
Butir-butir air turun ke bumi karena gravitasi. (dengan konjungsi)
Butir-butir air turun ke bumi disebabkan oleh gravitasi. (dengan kata kerja)
Penyebab butir-butir air turun ke bumi adalah gravitasi. (dengan kata benda)
Struktur Teks Eksplanasi
Berikut struktur dari teks eksplanasi yang benar dan sesuai dengan urutan yang pas, sebagai berikut:
- Pernyataan Umum (General Statement), merupakan bagian pertama dari teks eksplanasi yang isinya mengenai penyampaian topik atau permasalahan yang akan dibahas. Bagian ini berisi gambaran mengenai apa dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Penulisan dari pernyataan umum ini harus menarik agar pembaca mau membaca teks eksplanasi tersebut hingga selesai.
- Deretan Penjelas, merupakan bagian yang sering juga disebut sebagai urutan sebab akibat dari suatu fenomena. Pada bagian ini, terdapat penjelasan yang detail dari suatu fenomena yang dibahas secara mendalam dan berdasarkan urutan waktu.
- Interpretasi, merupakan bagian akhir atau penutup dari teks eksplanasi yang berisi inti sari atau kesimpulan dari topik atau proses yang dibahas.
Contoh Teks Eksplanasi
Setelah sobat semua paham mengenai pengertian, ciri-ciri dan struktur dari teks ekplanasi, selanjutnya saya akan berbagi satu contoh dari teks tersebut agar pemahaman kita menjadi lebih mendalam lagi.
Nah saya akan memberikan satu contoh yaitu teks eksplanasi banjir, berikut kutipannya:
Proses terjadinya banjir
Kita tahu bahwa di Indonesia sering sekali terjadi fenomena alam yaitu banjir, terutama pada saat musim penghujan. Banjir disebut sebagai bencana alam karena fenomena alam ini sangat merugikan sekali bagi masyarakat. banjir sendiri dapat diartikan sebagai kurangnya atau tidak cukupnya kapasitas sungai, danau, drainase atau aliran air lainnya untu menampung debit air yang jumlahnya sangat banyak. Karena itu, air akan meluap dan akan memasuki lingkungan sekitarnya.
Umumnya masyarakat yang tinggal di kota yang padat akan menempati tempat yang seharusnya tidak ditinggali, salah satunya yaitu bantaran sungai. Karena banyak yang tinggal disana mengakibatkan kapasitas dari sungai itu sendiri akan berkurang, ditambah dengan perilaku membuang sampah sembarangan semakin memperburuk keadaan. Akibatnya juga akan berdampak pada masyarakat itu sendiri yaitu lingkungannya akan terendam banjir.
Ada dua faktor yang memicu terjadinya bencana banjir, yaitu faktor alam dan faktor sosial. Faktor alam yaitu banjir yang disebabkan karena faktor alam. Alam akan menghasilkan hujan deras yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, akibatnya, daerah-daerah seperti sungai, danau dan daerah penampung lainnya akan meluap karena tidak bisa menampung kapasitas air yang masuk kedalamnya. Setelah itu, air akan meluber ke daerah sekitarnya termasuk ke pemukiman warga sekitar. Selain itu, ada juga banjir lahar dingin yang disebabkan karena erupsi gunung berapi.
Faktor kedua yaitu faktor sosial. Faktor sosial ini sering sekali menjadi penyebab terjadinya banjir akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena kebiasaan manusia yang merusak alam. Yang paling terlihat adalah perilaku masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan termasuk di sungai. Selain itu, membangun di daerah resapan juga mengakibatkan terjadinya bencana banjir.
Mendangkalnya permukaan sungai dan hilangnya daerah resapan mengakibatkan semua proses yang seharusnya terjadi dengan baik akan kacau, seperti misalnya sungai yang menyempit karena banyaknya tumpukan sampah mengakibatkab daya tampung dari sungai menjadi sedikit dan juga hilangnya daerah resapan akan membuat air hujan akan sulit untuk masuk kedalam tanah, akibatnya semua air tersebut akan masuk ke pemukiman warga dan terjadilah bencana banjir.
Berdasarkan pemaparan diatas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwasanya bencana banjir tidak semata-mata karena faktor alam saja, tetapi masih ada faktor sosial yang mana manusialah yang menjadi pelakunya. Untuk itu, jangan hanya menyalahkan alam saja, tetapi juga kita harus mengoreksi diri kita masing-masing yang sebenarnya kitalah yang menyebabkan bencana banjir itu terjadi.
Kita tahu bahwa di Indonesia sering sekali terjadi fenomena alam yaitu banjir, terutama pada saat musim penghujan. Banjir disebut sebagai bencana alam karena fenomena alam ini sangat merugikan sekali bagi masyarakat. banjir sendiri dapat diartikan sebagai kurangnya atau tidak cukupnya kapasitas sungai, danau, drainase atau aliran air lainnya untu menampung debit air yang jumlahnya sangat banyak. Karena itu, air akan meluap dan akan memasuki lingkungan sekitarnya.
Umumnya masyarakat yang tinggal di kota yang padat akan menempati tempat yang seharusnya tidak ditinggali, salah satunya yaitu bantaran sungai. Karena banyak yang tinggal disana mengakibatkan kapasitas dari sungai itu sendiri akan berkurang, ditambah dengan perilaku membuang sampah sembarangan semakin memperburuk keadaan. Akibatnya juga akan berdampak pada masyarakat itu sendiri yaitu lingkungannya akan terendam banjir.
Ada dua faktor yang memicu terjadinya bencana banjir, yaitu faktor alam dan faktor sosial. Faktor alam yaitu banjir yang disebabkan karena faktor alam. Alam akan menghasilkan hujan deras yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, akibatnya, daerah-daerah seperti sungai, danau dan daerah penampung lainnya akan meluap karena tidak bisa menampung kapasitas air yang masuk kedalamnya. Setelah itu, air akan meluber ke daerah sekitarnya termasuk ke pemukiman warga sekitar. Selain itu, ada juga banjir lahar dingin yang disebabkan karena erupsi gunung berapi.
Faktor kedua yaitu faktor sosial. Faktor sosial ini sering sekali menjadi penyebab terjadinya banjir akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena kebiasaan manusia yang merusak alam. Yang paling terlihat adalah perilaku masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan termasuk di sungai. Selain itu, membangun di daerah resapan juga mengakibatkan terjadinya bencana banjir.
Mendangkalnya permukaan sungai dan hilangnya daerah resapan mengakibatkan semua proses yang seharusnya terjadi dengan baik akan kacau, seperti misalnya sungai yang menyempit karena banyaknya tumpukan sampah mengakibatkab daya tampung dari sungai menjadi sedikit dan juga hilangnya daerah resapan akan membuat air hujan akan sulit untuk masuk kedalam tanah, akibatnya semua air tersebut akan masuk ke pemukiman warga dan terjadilah bencana banjir.
Berdasarkan pemaparan diatas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwasanya bencana banjir tidak semata-mata karena faktor alam saja, tetapi masih ada faktor sosial yang mana manusialah yang menjadi pelakunya. Untuk itu, jangan hanya menyalahkan alam saja, tetapi juga kita harus mengoreksi diri kita masing-masing yang sebenarnya kitalah yang menyebabkan bencana banjir itu terjadi.
Sumber: http://www.informasibelajar.com/2015/10/teks-eksplanasi-pengertian-struktur.html?m=1
http://bahasapedia.com/ciri-bahasa-teks-eksplanasi-kompleks/
Komentar
Posting Komentar